8:13 PM -
No comments
MAKALAH LANDASAN PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN
LANDASAN
PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN
Psikologi
pendidikan adalah studi tentang bagaimana manusia belajar
dalam setting pendidikan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi
pengajaran, dan psikologi sosial sekolah sebagai organisasi. Psikologi pendidikan berkaitan dengan
bagaimana siswa belajar dan berkembang, sering fokus pada subkelompok seperti
anak-anak berbakat dan mereka tunduk pada cacat tertentu. Peneliti dan ahli teori yang cenderung
diidentifikasi di Amerika Serikat dan Kanada sebagai psikolog pendidikan,
sementara praktisi di sekolah atau sekolah yang terkait dengan pengaturan yang
diidentifikasi sebagai psikolog sekolah. Namun
perbedaan ini tidak dibuat di Inggris, di mana istilah generik untuk praktisi
adalah "psikolog pendidikan".
Dalam
proses dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan peranan psikologi menjadi
sangat mutlak. Analisis psikologi akan membantu para pendidik memahami struktur
psikologis anak didik dan kegiatan-kegiatannya, sehingga kita dapat
melaksanakan kegiatan-kegiatan
pendidikan secara efektif.
Oleh
karena itu kami membuat makalah ini untuk memberikan pandangan tentang landasan
psikologi pendidikan dan mencegah terjadinya beban psikologi pada peserta didik serta dapat melakukan pendekatan secara baik antara
pendidik dan peserta didik.
Pengertian Landasan Psikologi Pendidikan
Untuk memahami karakteristik peserta didik dalam masa
kanak-kanak, remaja, dewasa, dan usia tua, psikologi pendidikan mengembangkan
dan menerapkan teori-teori pembangunan manusia. Sering
digambarkan sebagai tahap di mana orang lulus saat jatuh tempo, teori-teori
perkembangan menggambarkan perubahan kemampuan mental (kognisi), peran sosial,
penalaran moral, dan keyakinan tentang hakikat pengetahuan.
Menurut Pidarta
(2007:194) Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia.
Jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani, yang dapat
dipengaruhi olaeh alam sekitar. Jiwa manusia berkembang sejajar dengan
pertumbuhan jasmani. Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga
landasan psikologis pendidikan merupakan suatu landasan dalam proses pendidikan
yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta
gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan
usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan
tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan.
A.
Psikologis Perkembangan
Ada tiga teori atau pendekatan
tentang perkembangan. Pendekatan-pendekatan yang dimaksud adalah (Nana Syaodih,
1989).
1.
Pendekatan pentahapan. Perkembangan individu berjalan
melalui tahapan-tahapan tertentu. Pada setiap tahap memiliki ciri-ciri khusus
yang berbeda dengan ciri-ciri pada tahap-tahap yang lain.
2.
Pendekatan diferensial. Pendekatan ini dipandang
individu-individu itu memiliki kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan. Atas
dasar ini lalu orang-orang membuat kelompok–kelompok. Anak-anak yang memiliki
kesamaan dijadikan satu kelompok. Maka terjadilah kelompok berdasarkan jenis kelamin,
kemampuan intelek, bakat, ras, status sosial ekonomi, dan sebagainya.
3.
Pendekatan ipsatif. Pendekatan ini berusaha melihat
karakteristik setiap individu, dapat saja disebut sebagai pendekatan
individual. Melihat perkembangan seseorang secara individual.
Dari
ketiga pendekatan ini, yang paling dilaksanakan adalah pendekatan pentahapan.
Pendekatan pentahapan ada 2 macam yaitu bersifat menyeluruh dan yang bersifat
khusus. Yang menyeluruh akan mencakup segala aspek perkembangan sebagai faktor
yang diperhitungkan dalam menyusun tahap-tahap perkembangan, sedangkan yang
bersifat khusus hanya mempertimbang faktor tertentu saja sebagai dasar menyusun
tahap-tahap perkembangan anak, misalnya pentahapan Piaget, Koglberg, dan
Erikson.
Psikologi
perkembangan menurut Rouseau membagi masa perkembangan anak atas empat tahap
yaitu :
1)Masa bayi dari 0 – 2 tahun
sebagian besar merupakan perkembangan fisik.
2)Masa anak dari 2 –
12 tahun yang dinyatakan perkembangannya baru seperti hidup manusia primitif.
3)Masa pubertas dari
12 – 15 tahun, ditandai dengan perkembangan pikiran dan kemauan untuk
berpetualang.
4)Masa adolesen dari
15 – 25 tahun, pertumbuhan seksual menonjol, sosial, kata hati, dan moral.
Remaja ini sudah mulai belajar berbudaya.
B.
Psikologi Belajar
Menurut Pidarta (2007:206)
belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil
pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa
melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengomunikasikannya kepada
orang lain.
Secara psikologis, belajar dapat
didefinisikan sebagai “suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara sadar dari hasil interaksinya
dengan lingkungan” (Slameto, 1991:2). Definisi ini menyiratkan dua makna.
Pertama, bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu
yaitu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku Kedua, perubahan tingkah laku
yang terjadi harus secara sadar.
Dari pengertian belajar di atas,
maka kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku itu
dipandang sebagai Proses belajar, sedangkan perubahan tingkah laku
itu sendiri dipandang sebagai Hasil belajar. Hal ini berarti,
belajar pada hakikatnya menyangkut dua hal yaitu proses belajar
dan hasil belajar.
Para ahli psikologi cenderung
untuk menggunakan pola-pola tingkah laku manusia sebagai suatu model yang
menjadi prinsip-prinsip belajar. Prinsip-prinsip belajar ini selanjutnya lazim
disebut dengan Teori Belajar.
1.
Teori belajar klasik masih tetap dapat dimanfaatkan, antara
lain untuk menghapal perkalian dan melatih soal-soal (Disiplin Mental). Teori
Naturalis bisa dipakai dalam pendidikan luar sekolah terutama pendidikan seumur
hidup.
2.
Teori belajar behaviorisme bermanfaat dalam mengembangkan
perilaku-perilaku nyata, seperti rajin, mendapat skor tinggi, tidak berkelahi
dan sebagainya.
3. Teori-teori belajar
kognisi berguna dalam mempelajari materi-materi yang rumit yang membutuhkan
pemahaman, untuk memecahkan masalah dan untuk mengembangkan ide (Pidarta,
2007:218).
C.
Psikologi Sosial
Menurut Hollander (1981)
psikologi sosial adalah psikologi yang mempelajari psikologi seseorang di
masyarakat, yang mengkombinasikan ciri-ciri psikologi dengan ilmu sosial
untuk mempelajari pengaruh masyarakat terhadap individu dan antar individu
(dikutip Pidarta, 2007:219).
Pembentukan
kesan pertama terhadap orang lain memilki tiga kunci utama yaitu.
1.
Kepribadian orang itu. Mungkin kita pernah mendengar tentang
orang itu sebelumnya atau cerita-cerita yang mirip dengan orang itu, terutama
tentang kepribadiannya.
2.
Perilaku orang itu. Ketika melihat perilaku orang itu
setelah berhadapan, maka hubungkan dengan cerita-cerita yang pernah didengar.
3.
Latar belakang situasi. Kedua data di atas kemudian
dikaitkan dengan situasi pada waktu itu, maka dari kombinasi ketiga data itu
akan keluarlah kesan pertama tentang orang itu.
Dalam
dunia pendidikan, kesan pertama yang positif yang dibangkitkan pendidik akan
memberikan kemauan dan semangat belajar anak-anak. Motivasi juga merupakan
aspek psikologis sosial, sebab tanpa motivasi tertentu seseorang sulit untuk
bersosialisasi dalam masyarakat. Sehubungan dengan itu, pendidik punya
kewajiban untuk menggali motivasi anak-anak agar muncul, sehingga mereka dengan
senang hati belajar di sekolah.
Menurut Klinger (dikutip
Pidarta, 2007:222) faktor-faktor yang menentukan motivasi belajar adalah.
1.
Minat dan kebutuhan individu.
2.
Persepsi kesulitan akan tugas-tugas.
3.
Harapan sukses.
D. Kesiapan Belajar Dan Aspek-Aspek Individu
Kesiapan belajar secara umum adalah kemampuan seseorang
untuk mendapatkan keuntungan dari pengalaman yang ia temukan. Pelengkap peserta
didik atau warga belajar sebagai subjek garis besarnya dapat dibagi menjadi
lima kelompok yaitu:
- Watak, ialah sifat yang dibawa sejak lahir
- Kemampuan umum(IQ), ialah kecerdasan yang bersifat umum
- Kemampuan khusus atau bakat, ialah kemampuan tertentu yang dibawa sejaklahir
- Kepribadian, ialah penampilan seseorang secara umum
- Latar belakang, ialah lingkungan tempat dibesarkan terutamam lingkungan keluarga
Aspek-aspek individu yang akan dikembangkan adalah
a. Rohani
- Umum: Agama, perasaan, kemauan, pikiran
- Sosial : Kemasyarakatan, cinta tanah air
b. Jasmani
- Keterampilan
- Kesehatan
- Keindahan tubuh
E.
Implikasi Konsep Pendidikan
1. Psikologi
Perkembangan
Ada tiga teori atau
pendekatan tentang perkembangan yaitu (1) pendekatan pentahapan, yaitu teori
yang memandang bahwa perkembangan individu berjalan melalui tahapan-tahapan
tertentu. Setiap tahap memiliki cirri-ciri khusus yang berbeda denga tahap yang
lain, (2) pendekatan diferensial, yaitu pendekatan yang memandang individu
memiliki kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan, (3) pendekatan ipsatif,
yaitu pendekatan yang berusaha melihat karakteristik setiap individu.
Banyak teori yang
dikemukakan oleh para ahli yang diuraikan dalam buku ini tentang tahap-tahap
perkembangan antara lain oleh Crijns, Rouseou, Stanley Hall, Havinghurst,
Piaget, Lawrence Kohlberg, Erikson, dan Gagne. Pembahasan tentang psikologi
perkembangan ini mencakup perkembangan umum, kognisi, moral, afeksi dan
kemampuan belajar.
2. Psikologi Belajar
Belajar adalah
perubahan perilaku yang relative permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil
perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada
pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikannya kepada orang lain. Ada
sejumlah prinsip belajar antara lain (1) kontiguitas, (2) pengulangan, (3)
penguatan, (4) motivasi positif, (5) tersedia materi yang lengkap, (6) adanya
apersepsi, (7) adanya strategi, dan (8) aspek-aspek jiwa anak harus dapat
dipengaruhi oleh factor-faktor dalam pengajaran.
Selanjutnya dalam buku
ini dijelaskan tentang sejumlah teori belajar, antara lain:
1. Teori
belajar klasik yang terdiri dari (a) disiplin mental theistic, (b) disiplin
mental humanistic, (c) naturalis atau aktualisasi diri, (d) apersepsi.
2. Teori
belajar modern, yang meliputi (a) R-S Bond atau asosiasi, (b) pengkondisian
instrumental, (c) pengkondisian operan, (d) penguatan, (e) kognisi, (f) belajar
bermakna, (g) insght atau gestalt, (h) lapangan, (i) tanda (sign) dan (j)
fenomenlogi. Teori belajar modern dibagi menjadi dua yaitu teori belajar
behaviorisme dan teori belajar Kognisi.
3. Psikologi
Sosial
Psikologi social adalah psikologi
yang mempelajarai psikologi seseorang di masyarakat yang mengombinasikan cirri-ciri
psikologi dengan ilmu social untuk mempelajari pengaruh masyarakat terhadap
individu dan antar individu. Dengan demikian psikologi ini akan mencoba melihat
keterkaitan masyarakat dengan kondisi psikologi kehidupan individu.
4. Kesiapan
Belajar
Kesiapan belajar secara umum adalah
kemampuan seseorang untuk mendapatkan keuntungan dan pengalaman yang ia
temukan. Sementara itu kesiapan kognisi bertalian dengan pengetahuan, pikiran
dan kualitas berpikir seseorang dalam menghadapi situasi belajar yang baru.
Kemampuan-kemampuan ini bergantung pada tingkat kematangan intelektual.
5. Kesembilan
aspek individu harus diberi perhatian yang sama oleh pendidik dan dilayani
secara berimbang.
6. Wujud
perkembangan total atau berkembang seutuhnya memenuhi tiga kriteria, yaitu :
a. Semua
potensi berkembang secara proporsional atau berkembang dan harmonis.
b. Potensi-potensi
itu berkembang secara optimal
c. Potensi-potensi
berkembang secara integrative.
DAFTAR
PUSTAKA
Sudrajat, A. 2002. Kontribusi
Psikologi Pendidikan, (online), (file:///H:/Kontribusi%C2%A0Psikologi%C2%A0terhadap%C2%A0Pendidikan%20_%20AKHMAD%20SUDRAJAT%20%20TENTANG%20PENDIDIKAN.html)
diakses 18 Oktober 2011.
Wikipedia. (file:///H:/beberapa-landasan-pendidikan.xhtml.html)
diakses 18 Oktober 2011.
Lela, AB. 2001.
Landasan Psikologi. (online). (file:///H:/TUGAS%205%20%20BAB%206.%20LANDASAN%20PSIKOLOGI%20%C2%AB%20Lela68%E2%80%B2s%20Blog.html)
diakses 17 Oktober 2011.
Google. (file:///H:/Himpunan%20Pengembang%20Kurikulum%20Indonesia%20%C2%BB%20Blog%20Archive%20%C2%BB%20Pentingnya%20Landasan%20Psikologis%20dalam%20Pengembangan%20Kurikulum%20Tingkat%20Satuan%20Pendidikan.html)
diakses 17 Oktober 2011.
0 comments:
Post a Comment