9:36 PM -
No comments
REVOLUSI MENTAL (JOKOWI) DAN PENDIDIKAN KARAKTER
Oleh : Prabu NUsantara
Suhu politik Negara ini
semakin hari semakin naik. Semua kalangan seakan ikut dalam arus politik yang
sedang dihadapi oleh bangsa ini. Mulai dari pembicaraan yang sifatnya formal
maupun non formal, dari diskusi yang selevel hotel berbintang sampai pada
diskusi di warung kopi tema_nya satu, yakni PILPRES. Wajar saja karena beberapa
bulan ke depan rakyat di negeri ini akan memilih pemimpinnya untuk 5 tahun ke
depan. Nasib rakyat ada pada hasil pemilihan 9 Juli mendatang.
Media pun sibuk dengan
liputan mengenai pilpres ini, dari elektronik, cetak sampai pada media-media
online. Beritanya yah kalau bukan mengenai Capres atau Cawapresnya, yah para
tim suksesnya. Atau paling tidak para pengamat politik dari berbagai daerah
yang berkomentar mengenai peluang kemenangan para kandidiat.
Ada yang menarik dari
apa yang santer diberitakan beberapa hari terakhir yang menurut saya ini
sedikit menggelitik perasaan saya sebagai generasi penerus dalam dunia
pendidikan. Yaah.. hal yang saya maksudkan adalah REVOLUSI MENTAL yang diangkat
oleh Jokowi ke dalam konsep visi nya kedepan. Menurut dia konsep revolusi
mental yang diangkatnya dalah sebuah kepedulian terhadap apa yang terjadi saat
ini di Negara tercinta. Hal yang mendasar adalah mengenai karakter bangsa kita
yang mulai terkikis oleh arus perubahan zaman.
Dalam sebuah wawancara
oleh media cetak nasional di Makassar beberapa saat yang lalu
Jokowi mengatakan, jika karakter bangsa telah tertanam kuat, maka negara dapat maju dengan pesat. Dia mencontohkan sejumlah negara yang melakukan penguatan karakter, misalnya Jepang dan Jerman. "Mereka memiliki mental yang positif. Oleh sebab itu, berulang-ulang saya menyebut itu," ujarnya.
Jokowi mengatakan, jika karakter bangsa telah tertanam kuat, maka negara dapat maju dengan pesat. Dia mencontohkan sejumlah negara yang melakukan penguatan karakter, misalnya Jepang dan Jerman. "Mereka memiliki mental yang positif. Oleh sebab itu, berulang-ulang saya menyebut itu," ujarnya.
Tentunya hal ini adalah angin segar bagi kita yang masih
peduli terhadap nasib bangsa kita kedepannya. Persoalan karakter dan mental ini
merupakan hal yang sangat prinsipil menurut saya. Kita tentunya tidak bisa
menutup mata bagaimana hampir setiap menit media-media menyajikan fakta dan
kejadian yang begitu jauh dari karakter kita sebagai bangsa yang beradab. Ironinya
lagi tingkat pelanggaran hukum yang terjadi saat ini tidak mampu lagi kita
petakan. Penyebarannya hampir di setiap daerah, pelakunya pun tak mengenal batas
usia.
Belum lagi kalau kita bicara mental
korup yang saat ini sedang menjadi penjajah nomor satu bagi system yang ada di Negara
kita. Trias Politica yang ada pun hampir semua tak mampu menahan diri untuk
tidak melakukan korupsi. Yaah.. Legislatifnya, yaah Eksekutifnya, yaah Yudikatifnya.. miris rasanya.
Konsep revolusi mental ini adalah
salah satu poin yang yang sangat baik demi memperbaiki kondisi bangsa yang ada
saat ini. Pendidikan karakter bagi generasi muda pun adalah salah satu cara
mengimplentasikan konsep tersebut. Eksistensi suatu bangsa sangat
ditentukan oleh karakter yang dimilikinya. Hanya bangsa yang memiliki karakter
kuat yang mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa yang bermartabat dan disegani
oleh bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu menjadi bangsa yang berkarakter adalah
impian bangsa Indonesia.
Meskipun
sudah bukan hal yang baru lagi, namun harus diakui bahwa fenomena globalisasi
adalah dinamika yang paling strategis dan membawa pengaruh dalam tata nilai
dari berbagai bangsa termasuk bangsa Indonesia. Sebagian kalangan menganggapnya
sebagai ancaman yang berpotensi untuk menggulung tata nilai dan tradisi bangsa
kita dan menggantinya dengan tata nilai yang popular di negara asing.
Di era
globalisasi yang tidak mampu menahan derasnya arus informasi dari dunia
manapun, membuat generasi muda dengan mudah mengetahui dan menyerap informasi
dan budaya dari negara lain, demikian sebaliknya negara manapun dapat dengan
mudah mendapatkan segala bentuk informasi dan budaya dari negara kita, disinilah
karakter bangsa diperlukan karena apabila karakter bangsa tidak kuat maka
globalisasi akan melindas generasi muda kita. Generasi muda diharapkan dapat
berperan menghadapi berbagai macam permasalahan dan persaingan di era
globalisasi yang semakin ketat sekarang ini.
Untuk
membentengi generasi muda khususnya pelajar agar tidak terlindas oleh arus
globalisasi maka diperlukan pembangunan karakter yang kuat. Membangun karakter
tidaklah segampang membalikkan telapak tangan, meskipun tidak mudah tetapi membangun
karakter sangat penting, apalagi bagi generasi muda yang merupakan komponen
bangsa Indonesia yang paling rentan dalam menghadapi terpaan arus globalisasi.
Karena bagaimanapun juga generasi muda kita adalah cerminan karakter bangsa
Indonesia. Apabila generasi muda kita tidak menjunjung tinggi nilai dan norma
menurut falsafah Pancasila maka dapat dikatakan karakter bangsa kita memudar
dan hilang, bila karakter suatu bangsa hilang maka tidak ada lagi nama bangsa
Indonesia di peta dunia.
Ada tujuh budi utama yang
mencerminkan karakter bangsa Indonesia menurut Ary Ginanjar yaitu jujur,
tanggung jawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil dan peduli yang harus
dilandasi dengan empat pilar bangsa yaitu pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhineka
Tunggal Ika. ESQ mencanangkan Indonesia Emas 2020 yaitu bangsa yang bermoral
dengan nilai tujuh budi utama dan akan menghasilkan generasi terbaik.
Sedangkan
ada sekurang-kurangnya 17 nilai karakter bangsa yang diharapkan dapat dibangun
oleh bangsa Indonesia. Adapun nilai-nilai karakter bangsa yang dimaksud adalah
iman, taqwa, berakhlak mulia, berilmu/berkeahlian, jujur, disiplin, demokratis,
adil, bertanggung jawab, cinta tanah air, orientasi pada keunggulan,
gotong-royong, sehat, mandiri, kreatif, menghargai dan bertutur kata yang baik.
Pembangunan
karakter bangsa adalah upaya sadar untuk memperbaiki, meningkatkan seluruh
perilaku yang mencakup adat istiadat, nilai-nilai, potensi, kemampuan, bakat
dan pikiran bangsa Indonesia.
Keinginan
menjadi bangsa yang berkarakter sesungguhnya sudah lama tertanam pada bangsa
Indonesia. Para pendiri negara menuangkan keinginan itu dalam Pembukaan
UUD 1945 alinea ke-2 dengan pernyataan yang tegas, “…mengantarkan rakyat
Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Para pendiri negara menyadari bahwa hanya
dengan menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmurlah
bangsa Indonesia menjadi bermartabat dan dihormati bangsa-bangsa lain.
Semoga saja, PILPRES mendatang akan
melahirkan pemimpin yang benar-benar peduli terhadap kondisi dan relaita bangsa
khususnya generasi penerusnya. Siapa pun yang terpilih adalah dia yang
bertanggung jawab terhadap bangsa ini untuk 5 tahun ke depan. Dan konsep
Revolusi Mental ini semoga menjadi salah satu poin bagi siapa pun dalam menjalankan
pemerintahan selanjutnya, demi generasi yang lebih beradab, generasi yang tidak
bermental korup.. !!! [A.M]
0 comments:
Post a Comment