Thursday, January 11, 2018

11:56 PM - No comments

Politik Pada Persfektif Pendidik

                    Oleh: Andang Masnur, S.Pd.,M.Pd

Sebagai pengguna aktif media sosial, akhir-akhir ini saya miris melihat beberapa postingan yang menurut saya berlebihan. Aksi klaim, jual program, meraih simpatik tidaklah perlu dengan hujatan atau statmen yang tak beradab.

Bagi saya demokrasi janganlah dianggap sebagai perang. Karena pada hakikatnya perang tidak menghasilkan kebaikan. Menang jadi arang, kalah jadi abu. Kira-kira demikian pepatah menggambarkannya.

Pada aspek akademik atau dunia pendidikan, celoteh tak beradab dan kata-kata yang tak sopan sangat kita sayangkan. Ribuan pasang mata membaca, ribuan telinga menyimak. Secara tidak sadar kita sedang dipertontonkan degradasi mental karena bahasa yang tak lagi santun.

Dalam ranah teori politik klasik, Machiavelli menyatakan bahwa pendidikan politik perlu diberikan kepada orang-orang “yang belum tahu”. Pendidikan politik tersebut dimaknai bukan sebagai pendidikan politik yang negatif tentang pembenci tiran, melainkan pendidikan positif, yaitu diberikan pada orang-orang yang mengakui pentingnya pendidikan tersebut, sekalipun pendidikan tersebut tersebut merupakan alat tirani yang mengejar suatu keuntungan tertentu (Gramsci, 2001: 17)

Baiknya, sebagai corong bagi setiap kandidat mampu merangkul dengan ramah. Bukan dengan kata-kata marah. Mengenalkan dengan bijak, bukan untuk menginjak.

Mereka yang terdidik kita harapkan mampu memberikan makna kepada masyarakat awam, bahwa demokrasi itu hanya sebagai media dalam menentukan pemimpin. Siapapun dia yang lahir dari proses tsb haruslah kita dukung. Sehingga perang urat syaraf yang bisa memicu konflik secara fisik itu dapat terhindarkan.

Rusadi Kantaprawira (1977:54) menyatakan bahwa pendidikan merupakan salah satu fungsi dari struktur politik di dalam masyarakat. Dengan “menyamaratakan” pendidikan politik dengan sosialisasi politik, Kantaprawira mendefinisikan pendidikan politik sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahun politik rakyat, dan akhirnya rakyat dapat berpartisipasi secara maksimal dalam sistem politik tersebut.

Sekali lagi, mari berpolitik dengan santun. Sebagai bagian dari masyarakat pendidik, kita sangat menginginkan proses demokrasi ini menjadi contoh terbaik dari pendidikan politik di negeri ini.

0 comments:

Post a Comment